Praktik Penetapan Hak Asuh Anak Menurut Hukum Adat Arfak Papua Pada Kasus Kematian Kedua Orang Tua
DOI:
https://doi.org/10.64147/dokhum.v1i1.4Kata Kunci:
Hak asuh anak, Hukum adat arfak, Kematian orang tua, PerwalianAbstrak
Penelitian ini mengkaji praktik penetapan hak asuh anak menurut hukum adat Arfak di Papua dalam kasus kematian kedua orang tua. Fokus utamanya adalah pada mekanisme pengambilan keputusan dan aktor adat yang terlibat dalam penunjukan wali, serta kesesuaian atau disharmonisasi antara hukum adat dan hukum nasional. Pendekatan yuridis-sosiologis digunakan untuk memahami interaksi antara norma hukum dan realitas sosial masyarakat Arfak yang menganut sistem kekerabatan patrilineal. Temuan menunjukkan bahwa pengasuhan anak dilakukan oleh keluarga pihak ayah, dan proses pengangkatan anak dilakukan melalui mekanisme adat yang kuat. Penelitian ini memberi kontribusi terhadap pemahaman hukum keluarga berbasis kearifan lokal.
Referensi
[1] Pemerintah Republik Indonesia, Undang-undang Dasar (UUD) Tahun 1945 dan Amandemen Nomor tentang UUD 1945 dan Amandemen. 1945. [Online]. Available: https://peraturan.bpk.go.id/Details/101646/uud-no--
[2] Pemerintah Republik Indonesia, Undang-undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Indonesia: LN.2014/No. 297, TLN No. 5606, LL SETNEG: 48 HLM, 2014. [Online]. Available: https://peraturan.bpk.go.id/Details/38723/uu-no-35-tahun-2014
[3] F. Sonya, “Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak di Era Digital Perspektif Hukum Keluarga Islam di Indonesia,” At-Tawasuth J. Pemikir. Huk. Islam, vol. 4, no. 2, pp. 54–63, 2024, [Online]. Available: https://doi.org/10.62490/tawasuth.v4i2.790
[4] A. S. Usman, “Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak dalam Perspektif Islam,” Bunayya J. Pendidik. Anak, vol. 1, no. 2, pp. 112–127, 2015, [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.22373/bunayya.v1i2.1324
[5] F. Fajarwati, “Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak dalam Perspektif Hukum Islam,” J. Tahqiqa J. Ilm. Pemikir. Huk. Islam, vol. 13, no. 2, pp. 151–164, 2019, [Online]. Available: https://jurnal.stisalhilalsigli.ac.id/index.php/tahqiqa/article/view/177
[6] Pemerintah Republik Indonesia, Undang-undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. LN. 1999/ No. 165, TLN NO. 3886, LL SETNEG : 29 HLM, 1999. [Online]. Available: https://peraturan.bpk.go.id/Details/45361/uu-no-39-tahun-1999
[7] Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2019 tentang Syarat dan Tata Cara Penunjukan Wali. Indonesia: LN.2019/NO.76, TLN NO.6339, LL SETKAB : 17 HLM., 2019. [Online]. Available: https://peraturan.bpk.go.id/Details/106340/pp-no-29-tahun-2019
[8] S. Z. S. Augusta and D. A. Ramadhani, “Akibat Hukum Pencantuman Nama Orang Tua Angkat dalam Akta Kelahiran,” Justitia J. Ilmu Huk. dan Hum., vol. 8, no. 5, pp. 1001–1010, 2021, [Online]. Available: http://dx.doi.org/10.31604/justitia.v8i5.1001-1010
[9] V. Yulia and A. Salam, “Pengaturan Hukum Hak Asuh Anak di Bawah Umur Masyarakat Batak dalam Putusan Perceraian,” Kertha Semaya J. Ilmu Huk., vol. 11, no. 6, pp. 1265–1276, 2023, [Online]. Available: https://doi.org/10.24843/KS.2023.v11.i06.p04
[10] M. H. Siregar, M. A. Adly, and H. Firmansyah, “Hukum Hak Asuh Anak Dibawah Umur dalam Masyarakat Adat Karo di Desa Paribun, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara,” Student Res. J., vol. 3, no. 1, pp. 191–201, 2025, [Online]. Available: https://doi.org/10.55606/srj-yappi.v3i1.1715
[11] A. A. Putri and M. F. M. Putra, “Perkara Hak Anak dalam Perceraian: Analisis Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia,” Kertha Semaya J. Ilmu Huk., vol. 11, no. 8, pp. 1811–1823, 2023, [Online]. Available: https://doi.org/10.24843/KS.2023.v11.i08.p06
[12] I. Irwansyah, Penelitian Hukum: Pilihan Metode dan Praktik Penulisan Artikel. Yogyakarta: Mirra Buana Media, 2021.
[13] K. Dowansiba, “Mengenal Asal-Usul dan Kebudayaan Masyarakat Suku Arfak,” Lao-Lao: Media Pergerakan Rakyat Papua, Jayapura, pp. 1–10, 2021. [Online]. Available: https://laolao-papua.com/2021/11/22/mengenal-asal-usul-dan-kebudayaan-masyarakat-suku-arfak/
[14] B. Salabai, Babi Perdamaian Penginjilan Kontekstual Suku Arfak, 1st ed. Yogyakarta: Pustaka Therasia, 2009.
[15] M. Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum, 6th ed. Jakarta: Sinar Grafika, 2006.
[16] S. Wignjodipuro, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat. Jakarta: Gunung Agung, 1982.
[17] R. Soeroso, Perbandingan Hukum Perdata, 9th ed. Jakarta: Sinar Grafika, 2014.
[18] L. van Apeldoorn, “Hobbes on Treason and Fundamental Law,” Intellect. Hist. Rev., vol. 33, no. 2, pp. 1–21, 2023, [Online]. Available: https://doi.org/10.1080/17496977.2021.1947597
[19] B. B. Tafal, Pengangkatan Anak Menurut Hukum Adat Serta Akibat-Akibat Hukumnya Dikemudian Hari, 1st ed. Jakarta: Rajawali, 1983.
[20] R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, 16th ed. Jakarta: Pradnya Paramita, 2007.
[21] H. Hadikusuma, Hukum Perkawinan Adat. Bandung: Alumni, 1977.
[22] B. ter Haar, Adat law in Indonesia. Jakarta: Bhratara, 1962.
[23] I. Sugangga, Hukum Waris Adat. Semarang: Universitas Diponegoro, 1995.
[24] A. Samsudin, Y. Anwar, and A. S. Ali, Yurisprudensi Hukum Keluarga. Bandung: Alumni, 1983.
[25] B. Budiarto, Pengangkatan Anak Ditinjau dari Segi Hukum, 2nd ed. Jakarta: Sinar Grafika, 1991.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Apolos Dowansiba, Atang Suryana, Hengki Saiba (Author)

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.